IMG-20250517-WA0004

Meulaboh – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat menggelar latihan penyelamatan medan terjal (vertical rescue) bekerja sama dengan Emergency Response Team (ERT) PT. Anteraja Mahada Makmur (AMM) dan Mifa Bersaudara, Tagana, serta Unit Kegiatan Mahasiswa Penanggulangan Kebencanaan Universitas Teuku Umar (UKMPK UTU), Kamis (16/5/2025).

Kegiatan yang berlangsung di kantor BPBD Aceh Barat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan relawan dalam menghadapi situasi darurat, khususnya di medan-medan sulit seperti tebing, bangunan tinggi, dan area vertikal lainnya.

Pembina UKMPK UTU, Irsadi Aristora, S.Hut., M.H., menyampaikan bahwa latihan secara rutin dan intensif merupakan kunci untuk menciptakan relawan yang profesional dan siap terjun ke lapangan.
“Latihan, latihan, dan latihan! Ini adalah keharusan agar para relawan benar-benar ahli dalam penanganan bencana. Penguasaan alat rescue sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) juga menjadi prioritas utama,” ujarnya.

Menurutnya, pelatihan vertical rescue ini sangat penting untuk membekali para mahasiswa dengan keterampilan teknis dalam proses evakuasi korban di area ketinggian atau sulit dijangkau, memperluas kemampuan mereka dalam misi penyelamatan.

Kepala Pelaksana BPBD Aceh Barat, Teuku Ronald Nehdiansyah, S.P., M.I.L., memberikan apresiasi tinggi kepada pihak ERT PT. AMM site MIFA yang telah turut serta membimbing peserta pelatihan.
“Kami sangat berterima kasih kepada ERT PT. AMM site MIFA atas dukungan dan kesediaan mereka membagikan keahlian teknisnya, mulai dari penanggung jawab operasional hingga tim ahli, kepada relawan kami dan mahasiswa UKMPK UTU,” katanya.

Ronald juga menegaskan bahwa pelatihan ini menjadi bagian penting dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan penggunaan alat penyelamatan yang menjamin keamanan personel di lapangan.

Sementara itu, Penanggung Jawab Operasional PT. AMM site MIFA, Nanang Prambudi, menyambut baik semangat para peserta, khususnya mahasiswa UTU yang menunjukkan antusiasme tinggi.
“Kami sangat senang melihat semangat adik-adik mahasiswa. Kami siap mendukung pelatihan seperti ini secara berkelanjutan, bahkan akan dengan senang hati mengundang mereka ke lokasi kami untuk berlatih bersama,” ujarnya.

Nanang juga mengingatkan pentingnya keselamatan dalam setiap operasi penyelamatan vertikal. “Perencanaan matang, penguasaan alat, dan komunikasi yang efektif merupakan elemen penting dalam misi seperti ini,” tambahnya.

Dalam latihan ini, peserta tidak hanya menerima materi teori, tetapi juga melakukan praktik langsung penyelamatan dari ketinggian menggunakan perlengkapan standar. Simulasi ini memberikan pengalaman nyata dalam penerapan teknik vertical rescue yang aman dan efisien.

Sinergi antara dunia pendidikan, pemerintah daerah, dan sektor swasta dalam kegiatan ini menjadi contoh kolaborasi positif dalam penguatan kapasitas kebencanaan. Diharapkan, pelatihan ini mampu meningkatkan kesiapsiagaan dan respons relawan di wilayah Aceh Barat dan sekitarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *